30/11/15

Pengertian, Manfaat, dan Fokus Penelitian Komunikasi

Pengertian, Manfaat, dan Fokus Penelitian Komunikasi - Pada artikel ini akan dijelaskan penelitian ilmiah, manfaat penelitian dan berbagai fokus penelitian komunikasi. Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti berbagai komponen/unsur komunikasi, mulai dari komponen komunikator untuk meneliti penyampai pesan, bagaimana pesan itu disampaikan menggunakan saluran apa, pesan apa saja yang bisa disampaikan, kepada siapa pesan tersebut disampaikan dan efek apa yang didapat dengan adanya penyampaian pesan tersebut, sampai dengan umpan balik dari pesan tersebut.

TUJUAN INSTRUKSIONAL

Setelah membaca artikel ini mahasiswa diharapkan akan memahami dan mampu untuk:
  1. Mengetahui dan memahami pengertian penelitian
  2. Mengetahui dan memahami berbagai aliran metode penelitian
  3. Mengetahui dan mampu menjelaskan fokus penelitian komunikasi

Pengertian, Manfaat, dan Fokus Penelitian Komunikasi_
image source: www.icahdq.org
baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Fokus Penelitian Komunikasi

PENELITIAN ILMIAH

Penelitian (research) menurut Whitney (1960) merupakan pencarian atas sesuatu (inquiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Penelitian menurut Hillway (1956) tidak lain dari suatu metoda studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga dicapai suatu pemecahan masalah yang tepat.

Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil tersebut. Oleh karena itu, penelitian juga dapat diartikan sebagai upaya pencarian pengetahuan yang dilakukan secara terus menerus terhadap suatu masalah.

Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah (scientific research). Dalam penelitian ilmiah , selalu ditemukan dua unsur penting yaitu observasi (pengamatan) dan nalar (reasoning) (Ostle, 1975).

Berbicara mengenai metodologi berarti berbicara mengenai hukum, aturan, dan tata cara dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena metodologi diartikan sebagai hokum dan aturan, tentunya di dalamnya terkandung hal-hal yang diatur secara sistematis, hal-hal yang diwajbkan, dianjurkan, dan atau dilarang. Sama seperti hokum dan aturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang melaksnakannya.

Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti.

I. BEBERAPA ALIRAN METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu metoda dalam mengembangkan ilmu sosial. Terdapat tiga aliran pendekatan dalam metodologi penelitian, masing-masing pendekatan digunakan oleh peneliti sesuai alternative pendekatan yang relevan dalam mengkaji permasalahan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Masing-masing aliran mempunyai seperangkat asumsi philosopis dan prinsip serta mempunyai karakteristik yang berbeda dalam melakukan penelitian. Ketiga aliran metodologi tersebut yaitu:

1. Positivist

Ilmu sosial positivist adalah aliran metodologi penelitian yang berkembang awal abad ke-18. Aliran metodologi penelitian ini pertama kali digunakan oleh sosiolog Agust Compte (1798 – 1857). Positivisme dibangun dari kumpulan teori-teori ilmu pengetahuan sosial. Pengetahuan utama dari keterhubungan antara structural-fungsional, menekankan logika dan rasionalitas, dan membangun kerangka teori. Peneliti positivis mengacu pada penggunaan data kuantitatif dan seingkali harus menggunakan metoda penelitian eksperimen, survey, dan statistik. Mereka sangat konsern menilai dan menguji pengukuran dan objektivitas penelitian. Mereka juga menguji hipotesa dengan sangat hati-hati dengan menhganalisis angka-angka dari hasil pengukuran. Banyak cabang ilmu sosial yang saat ini menggunakan pendekatan positivis, antara lain: administrasi, kriminologi, penelitian pemasaran, analisa kebijakan, evaluasi dan perencanaan program.

Kaum positivis menganggap “hanya terdapat satu cara dalam membangun ilmu pengetahuan yaitu dengan logika”. Metodologi penelitian dalam ilmu sosial dan ilmu alam relative sama. Hal yang membedakan antara ilmu sosial dan ilmu alam adalah dari segi “usia” kedua ilmu tersebut. Sebagai ilmu yang lebih dulu eksis, ilmu alam sudah sangat mapan baik dalam teori maupun dalam metodologi penelitiannya. Sedangkan sebagai ilmu yang relative baru, ilmu sosial masih terus berkembang. Perbedaan objek dari kedua ilmu tersebut juuga menyebabkan keduanya tidak dapat disamakan. Ilmu alam membahas tentanng gejala alam misalnya fisika, biologi dan ilmu sosial membahas masyarakat, tetapi secara umum keduanya sama-sama mementingkan prinsip-prinsip logika.

Positivis memandang ilmu sosial sebagai suatu metodologi yang terorganisir untuk memadukan logika deduktif dengan pengujian empiris pada perilaku individu untuk menemukan dan mengkonfirmasikan seperangkat kemungkinan hukum sebab akibat yang dapat digunakan untuk memprediksi pola-pola umum dalam aktivitas manusia.

2. Interpretif

Metodologi interpretif pertama kali digunakan oleh sosiolog Jerman yaitu Max Weber (1864 – 1920) dan filsuf Jerman Wilhelm Dailthey (1833 – 1911). Inti dari pemikiran interpretif adalah melakukan telaah historis dari fenomena yang diamati. Weber mengatakan bahwa ilmu sosial membutuhkan studi mengenai “makna” dalam setiap aktivitas sosial atau tujuan dari suatu aktivitas sosial.

Interpretif membahas mengenai hermeneutika, yaitu suatu teori mengenai makna yang mulai berkembang pada abad 19. Ada beberapa macam metoda interpretatif yaitu: hermeneutika, construktifisme, ethnometodologi, cognitive, idealism, fenomenologi, subjektivis, dan sosiologi kualitatif. Pendekatan interpretif termasuk dalam perspektif symbolic interactionist atau masuk dalam aliran sosiologi Chicago 1920 – 1930 dan sering dikenal sebagai metoda penelitian kualitatif.

Penelitian interpretif sering menggunakan observasi partisipasi dan penelitian lapangan dalam pengumpulan datanya. Metoda ini mensyaratkan si peneliti untuk ikut terlibat secara penuh pada objek penelitiannya. Secara umum, pendekatan interpretatif merupakan analisis sistematik mengenai makna aktivitas sosial yang mengacu pada observasi secara detail dalam seting “alami”untuk mendapatkan pemahaman dan interpretasi, bagaimana manusia menciptakan dan memelihara dunia sosialnya/masyarakatnya.

3. Critical

Pendekatan metodologi penelitian yang ke tiga adalah pendekatan kritik (kritis). Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan dialektika materialisme, analisis kelas, dan strukturalisme. Pendekatan ini dikembangkan oleh Karl Marx (1818 – 1883), Sigmund Freud (1856 – 1939), dan telah melakukan elaborasi dengan pemikiran Theodore Adorno (1903 – 1969). Pendekatan kritik membahas mengenai teori konflik, analisis feminism, dan psikoterapi radikal. Pendekatan ini berkembang di Jerman dengan aliran Frankfurt School pada tahun 1930-an.

Positivisme kritik yang berkembang kemudian membahas mengenai anti demokratik dan non humanis. Sumbangan pemikiran Adorno yang sampai saat ini masih dijadikan acuan adalah karya ilmiahnya yang berjudul : “Sosiologi dan Penelitian Empirik”. (1976) dan “Logika Ilmu Sosial” (1976).

Peneliti positivis mengkritik pendekatan interpretif karena dianggap terlalu subjektif dan relative. Peneliti aliran kritik mengatakan bahwa pendekatan interpretatif menganggap semua gejala sosial sebagai sebanding. Mereka seringkali mengatakan bahwa ide dan makna lebih penting dari kondisi faktual dan lebih memfokuskan diri pada lokalitas, analisis mikro, seting jangka pendek dengan mengesampingkan hambatan dan konteks jangka panjang, interpretatif terlalu konsern dengan realitas subjektif.

Pendekatan kritik mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses kritik yang berjalan diatas pemikiran yang tidak mencakup struktur realitas dalam dunia material denga tujuan untuk membantu manusia dalam merubah kondisi dan membangun dunia yang lebih baik bagi mereka.

Walaupun ke-tiga aliran penelitian ini berbeda satu samma lain, tetapi dalam pelaksanaannya dapat saling melengkapi. Dunia ilmu pengetahuan tidak mempercayai kebenaran yang mutlak karena dialektika ilmu pengetahuan percaya bahwa ilmu berkembang progresif sesuai dengan perubahan-perubahan yang senantiasa terjadi. Keberadaan ketiga aliran tersebut apabila digunakan secara bijaksana justru akan memperkaya peneliti dalam menganalisa dan menjelaskan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat.

FOKUS PENELITIAN KOMUNIKASI

Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial, dalam menganalisa gejala/fenomena dan peristiwa sosial, terutama yang berhubungan dengan aktivitas komunikasi manusia, menggunakan metoda penelitian sosial. Focus kajian/penelitian komunikasi manusia mengacu pada segala proses, aktivitas komunkasi didalam dan diantara sistem sosial.

Kalau kita mengacu pada definisi Harold D. Lasswall, yang mengatakan bahwa komunikasi adapah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan dengan media tertentu dan dengan efek tertentu, maka focus penelitian komunikasi juga tidak lepas dari definisi tersebut. Penelitian komunikasi meliputi:
  1. Penelitian mengenai proses komunikasi, konteks dan audit komunikasi.
  2. Penelitian mengenai komunikator, misalnya; kredibilitas sumber komunikasi.
  3. Penelitian mengenai pesan, misalnya efektifitas isi pesan komunikasi, struktur dan makna pesan komunikasi, dsb.
  4. Penelitian mengenai media komunikasi, baik media nir massa maupun media massa (cetak & elektronik).
  5. Penelitian mengenai komunikan, massa; studi khalayak media massa.
  6. Penelitian mengenai efek komunikasi. Studi mengenai dampak komunikasi.
  7. Penelitian mengenai umpan balik (feedback) komunikasi, dsb.

Karena lingkup penelitian komunikasi yang demikian luas maka dalam penggunaan metode penelitiannyapun disesuaikan dengan permasalahan penelitian dan keperluan analisisnya. Beberapa metode penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian komunikasi antara lain:
  • Observasi partisipatif dalam produksi berita dan program acara
  • Analisis isi media
  • Survey
  • Eksperimental
  • Focus group discussion (dalam penelitian khalayak media)
  • Semiotik, fenomenologi dan hermenuetika
  • Audit komunikasi
  • Analisis jaringan komunikasi, dll.

Pada artikel ini akan difokuskan pada penelitian komunikasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana metode yang biasa digunakan dalam pendekatan kualitatif adalah Focus Group Discussion, semiotic, audit komunikasi dan analisis jaringan komunikasi dan berbagai penelitian kualitatif lainnya, dengan pendekatan dan metode lainnya.

Related Posts

Pengertian, Manfaat, dan Fokus Penelitian Komunikasi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email