Definisi Khalayak, Karakteristik, dan Jenis Khalayak Sosiologi - Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman Yunani Kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang menonton suatu pertunjukan (misalnya drama, atau pertandingan).
Dengan demikian pengertian khalayak di sini adalah sekumpulan orang yang terorganisir pada waktu dan tempat tertentu, di mana masing-masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki perhatian yang sama serta tujuan yang lebih kurang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan.
Sejalan perkembangan jaman, pengertian khalayak tersebut di atas sudah tidak lagi memadai untuk menggambarkan kondisi nyata dari khalayak. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi komunikasitelah mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya.
Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak lagi terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Munculnya komersialisasi media massa telah memperluas skala operasi media massa dari hanya sekedar institusi sosial menjadi institusi ekonomi.
Jadi pada masa sekarang ini konsepsi khalayak menunjuk pada sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbata), tersebar secara luas, banyak di antaranya yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam hal ciri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.
Khalayak (audience) merupakan factor penentu keberhasilan komunikasi. Ukuran keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan-pesan yang disampaikan melalui saluran/medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran, dipahami, dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan komunikator.
Menurut Schramm, seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai upayanya dari “apa yang harus dikatakan” , “saluran apa yang akan dipergunakan”, atau “bagaimana cara mengatakannya”, melainkan terlebih dahulu mempertanyakan “siapa yang akan menjadi sasaran penyempaian pesan”.
Dalam proses komuniksi massa, implikasi dari pernyataan Schramm tersebut di atas adalah, bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disampaikannya, khalayak terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Itulah sebabnya komunikator akan berusaha mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari individu atau kelompok, atau warga khalayak yang akan dijadikan sasaran. Atas dasar hal inilah baru komunikator akan dapat menentukan “apa” yang akan disampaikan dan “bagaimana” cara menyampaikannya.
image source: www.pinterest.com |
baca juga: Pengertian Komunikasi Sebagai Interaksi Menurut Para Ahli
Karakteristik Khalayak
1. Khalayak sebagai penggarap informasi
Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima (khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk informasi” tertentu akan melakukan “decoding” (pemecahan atau penginterpretasian kode). Akhirnya, tidak semua isi informasi akan diserap oleh si penerima secara utuh. Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi pesan itu tidak akan dicerna atau diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya.
Beberapa studi menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang smpai kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendidikannya relative ‘tinggi’, di samping tinggi rasa ingin tahunya tentang sesuatu, juga cenderung lebih kritis, selektif, dan banyak pertimbangan dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang berpendidikan tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih rendah.
2. Khalayak sebagai “problem solver”
Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara-cara pemecahannya.
Dari pihak penerima pesan (khalayak), salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa adalah , bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan permasalahan atau malah mungkin menambah kesulitan/permaslahan baru, jelas tidak akan mendapat perahtian mereka.
3. Khalayak sebagi mediator
Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak
sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi
bisa melalui berbagai tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang demikian lazim disebut sebagai “multi-step flow of communication”. Seorang warga khalayak setelah menerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali meneruskan informasi tersebut kepada orang-orang lainnya.
Dan orang-orang yang menerima informasi inipun selanjutnya akan menyampaiakan kembali ke orang-orang lainnya.
Dalam proses pengolahan informasi terjadi proses seleksi yang mencakup perhatian (selective attention), persepsi (selective perception), dan daya ingat (selective recall).
4. Khalayak yang mencari pembela
Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya, atau karena factor-faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang bisa mendukung atau membela keyakinannya.
Motivasi mencari informasi yang diharapkan akan dapat menjadi “pembela” keyakinan merupakan salah satu factor yang mendorong terjadinya seleksi media. Dengan perkataan lain, seseorang memilih satu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang diperoleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya.
5. Khalayak sebagai anggota kelompok
Sebagai mahluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok formal di sini antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, dll, sedangkan yang termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pencinta alam, kelompok olah raga, dll.
6. Khalayak sebagai Kelompok
Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bisa menyangkut cirri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, sukubangsa, dan bisa juga brdasarkan cirri-ciri nondemografis seperti nilai, hobi, orientasi, dan lain-lain. Cara berbicara dengan kalangan orang tua tentunya berbeda dengan kalangan anak muda. Kaitannya dengan proses penyebaran informasi melalui media massa adalah, bahwa diperlukan adanya “segmentasi” khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai suatu kelompok yang secara relative mempunyai ciri-ciri yang tidak terlalu beragam. Dengan demikian, penyajian pesan/informasi dengan sendirinya akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari kelompok khalayak sasaran.
7. Selera Khalayak
Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi, (misalnya informasi politik, ekonomi, sosial, budaya), teknik penyajian (bentuk huruf, lay out), atau bentuk/formatnya (surat kabar, majalah, tabloid, sheet).
Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju. Selera khalayak ini bisa juga berubah-ubah.
Khalayak Dalam Komunikasi Massa
Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana diartikan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media. Kumpulan ini disebut sebagai khalayak dalam bentuk yang paling dikenalidan versi yag diterapkan dalam hampir seluruh penelitian media itu sendiri. Calusse (1968) menunjukkan beberapa kerumitan untuk membedakan beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan khalayak.
- Khalayak pertama dan tersebar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian semua yang memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu.
- Khalayak kedua merupakan khalayak yang menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler. Pembeli surat kabar dan sebagainya.
- Khalayak ketiga adalah khalayak yang mencatat penerimaan isi pesan masih dalam bagian lebih kecil yang mengedepankan pesan yang ditawarkan .
Teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung pada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa.
Namun perlu digaris bawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media . Khalayak memiliki pandangan dalam menekankan dari ukuran besar, heterogenitas, penyebaran dan anonimitasnya serta, maka ada tiga perbedaan jenis audiens yaitu:
- Populasi yang tersedia untuk menerima “tawaran” komunikasi tertentu, dengan demikian semua yang memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam arti tertentu.
- Terdapat audiens yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler, pembeli surat kabar dan sebagainya.
- Ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerima isi dan akhirnya masih ada bagian kecil yang mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
Jenis-jenis Khalayak
Khalayak memiliki perbedaan dari aspek khalayak yang suka terhadap tayangan tersebut dan ada yang tidak suka dari tayangan tersebut, maka dari itu khalayak dilihat dari jenis-jenis yang berbeda terhadap media massa (televisi).
Ada empat jenis sumber formasi audiens dari sebuah tripologi yaitu :
- Kelompok atau publik. Sejalan dengan suatu pengelompokkan sosial yang ada seperti komunitas, keanggotaan minoritas politis, religious atau etnis dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial , politik, budaya, dan sebagainya.
- Kelompok Kepuasaan. Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan misalnya dengan isu sosial, jadi suatu kebutuhan umum akan informasi atau akan kepuasaan emosional dan afektif tertentu.
- Kelompok Penggemar atau Budaya Citra Rasa. Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi atau gaya atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau citra rasa budaya atau intelektual tertentu.
- Audiens Medium. Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio,atau televisi.
Tingkat kesadaran khalayak
- Tidak tahu/sadar (unaware)
- Tahu/sadar (aware)
- Mengerti (comprehend)
- Yakin (convince)
- Tergerak (action)
- Konsumen (keep sold)
Ranah sosiologi Komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi secara umum dan tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan tetapi sosiologi komunikasi menjembatani studi sosiologi dan studi komunikasi.
Jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial, yang dalam sosiologi juga dikenal dengan subkajian masalah-masalah komunikasi, kemudian menariknya ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat dengan sosiologi yaitu studi-studi media, dampak media maupun perkembangan teknologi komunikasi.
Dalam perkembangan selanjutanya, studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi, maka kajian sosiologi komunikasi ini berkembang menjadi satu kajian yang tidak bisa lagi dibedakan secara sosiologis dengan komunikasa. Dalam arti ketika membahas kasus-kasus sosiologi komunikasi, maka akan ditemukan sebuah kenyataan bahwa yang menjadi perhatian komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok, masyarakat, dunia dan interaksinya.
Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak saja membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga membuka diri pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman. Karena bersentuhan langsung dengan berbagai disiplin ilmu, maka studi sosiologi komunikasi menjadi rumit atau kompleks.
Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum, ekonomi, dan bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya dan ekonomi.
Hingga saat ini kajian sosiologi selalu tertinggal jauh dari perkembangan tekenologi telekomunikasi. Berbagai teori dirsakan cepat usang dan sudah tidak up-to date lagi, begitu pula perspektif yang semula dianggap penting untuk dikembangkan dalam studi-studi komunikasi menjadi semakin kompleks dalam waktu singkat. Begitupula kaitan studi sosiologi komunikasi dengan disiplin ilmu lain setiap saat dipandang sangat membantu kajian-kajian sosiologi komunikasi.
Sementara kekhawatiran yang ada bahwa terasa begitu sedikit para ahli yang ikut memikirkan kajian ini, padahal kenyataannya sudah sangat banyak di masyarakat. salah satu pemicu perkembangan sosiologi komunikasi yang cepat ini disebabkan karena sosiologi komunikasi tidak berkembang pesat seperti perkembangan teknologi. Pacu memacu antara teknologi dan teori di ranah wacana, aplikasi dan masyarakat ini yang kemudian setiap saat melebarkan arena objek sosiologi komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Craib,Ian.1994. Teori-teori Sosial Modern. Jakarta:Raja Grafindo Persada
- Hoselitz,Bert F. 1988. Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:CV.Rajawali
- Supardan, dadang. 2007. Pengantar ilmu social.Bandung: Bumi Aksara
- Syamsir.2006. Pengantar Sosiologi. padang. Unp Press
- Veeger,Karel J.1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta:Gramedia
- Zamroni.1988. Pengantar Pengembangan Teoti social. jakarta:Depdikbud
- Zeilin,Irving M.1998. Memahami kembali Sosiologi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Sekian artikel tentang Definisi Khalayak, Karakteristik, dan Jenis Khalayak Sosiologi.
Definisi Khalayak, Karakteristik, dan Jenis Khalayak Sosiologi
4/
5
Oleh
Unknown